Selasa, 28 Februari 2012

Brother's GirlFriend PART 1


Brukk!!
Tanpa sadar seseorang gadis bertubuh mungil menabrak tubuh Arnan yang cukup kekar dan kokoh. tubuhnya yang mungil sedikit terhempas dan segala barang  yang dibawanya berhamburan.
“Maaf ya, aku ga sengaja aku lagi terburu-buru nich.” Ucapnya sambil dengan cepat membereskan barang bawaannya yang berhamburan dan secara spontan Arnan pun membantunya.“Maaf ya sekali lagi, terima kasih ya. Sampai jumpa nanti.” ucapnya begitu manis sambil menyunggingkan senyuman.
Gadis itu sangat meyakini bahwa mereka akan bertemu lagi. Gadis itu melanjutkan perjalanannya. Tanpa pikir panjang, Arnan langsung  melanjutkan keliling kampus.  Namun saat injakan pertama Arnan merasakan ada sesuatu yang sepertinya terinjak oleh kakinya, ternyata sebuah pulpen dengan inisial L. Dia merasa yakini bawha pulpen ini milik gadis berkerudung abu yang tadi menabraknya.
“Hey, tunggu!” serunya pada gadis itu yang jaraknya sudah sedikit menjauh.
Gadis itu membalikan tubuh, “Ups, maaf ya aku terburu-buru.”ucapnya berlalu begitu cepat sambil menyunggingkan senyuman kembali.
“Kalo mank beruntung kita mank bakalan ketemu lagi tapi kalo enggak pulpen ini kan jadi milik gue.” Itulah yang tersirat dalam benaknya ketika memandangi pulpen keemasan dengan inisial huruf L dengan warna coklat. Dia simpan pulpen itu dalam saku kemejanya, dia yakin bawha cewe itu merupakan salah satu calon mahasiswa baru di Perguruan Tinggi ini dan kemungkinan besar gadis itu mengambil fakultas yang sama dengannya.
Sebulan kemudian pengumuman seleksi Perguruan Tinggi yang Arnan ikuti diumumkan hasilnya. Yaps, dalam daftar lulus tertera jelas nama ARNANDI BATARA YUDHA JURUSAN SENI MUSIK. Rasa senang begitu menghinggap diri Arnan, dia masuk sesuai jurusan yang dia inginkan.
‘Dan apakah L masuk juga ke perguruan tinggi ini?” pikirnya ketika melihat hasil seleksi di internet.
3 minggu kemudian, acara tahunan digelar. OSPEK!! Disini ada dua ospek yang harus mahasiswa baru hadapi, pertama OSPEK FAKULTAS yang diadakan kali ini selama 4 hari dan OSPEK JURUSAN yang belum pasti tanggal pengadaannya. Satu yang pasti dalam hal ini mahasiswa baru harus memiliki mental baja. Walaupun ospek jaman sekarang udah ga melakukan lagi hal-hal perpelocohan tapi selalu masih ada unsur pengekangan bahkan tindakan kekerasan walaupun tak terlalu berat.
Hari pertama ospek, Arnan mencari gadis yang waktu itu dia temui di ribuan barisan mahasiswa baru. Namun Arnan tak menemukannya. Sedangkan dihadapannya komisis Acara sedang mengumumkan kepanitiaannya. MABA lain sibuk mencatat nama-nama panitia sedangkan Arnan sibuk mencari gadis yang selalu diasebut L.
“Itu dia, cewe yang gue cari!” seru Arnan dengan suara yang stereo sambil bangun dari duduknya. Dan ketika itu pula semua mata menuju kearahnya. “Ops, sorry!” ucapnya dingin dengan ekspresi WATADOS (Wajah Tanpa Dosa). Arnan langsung duduk kembali.
Dalam seketika, Arnan menjadi pusat perhatian baik MABA ataupun panitia Ospek langsung membicarakannya. Namun Arnan tetap memasang wajah tenang, seakan semua hal lumrah terjadi.
 “hey, siapa tuch senior kita yang berkerudung putih?” tanya Arnan pada Nizam yang baru tadi pagi Arnan kenal.
“S’muanya juga pake krudung putih kali. Ach lo hari pertama aja udah bikin masalah.”ucap Nizam.
Arnan tak menghiraukan ucapan cowo yang bertampang alim yang duduk disebelahnya. Arnan langsung merebut sebuah buku milik seorang cewe yang duduk disisi kirinya.
“Gue pinjem dulu ya! Bentar kok.” Ucap Arnan sembari melihat dan mencari nama-nma panitia ospek cewe yang berinisial L. “Ini dia”, ucap Arnan  dihati. “Tapi ada 2 nama yang huruf awalnya  L.Tapi ini bakal mudah keduanya masuk ke komdis LINTANG DAN LUNA. Pasti ada disalah satu antara mereka. Gak kan salah lagi.”
Untuk ospek pertama, tak berlanngsung lama. Usai sidang senat, sekaligus pembukaan acara ospek ini, acara dibubarkan. Namun Arnan belum menemukan secara jelas gadis pemilik pulpen itu.
Hari kedua ospek,
Di hari kedua ospek ini Arnan datang terlambat. Sehingga mengharuskan dia berhadapan langsung dengan ketua KOMDIS. Yaps, walaupun sebenarnya acara terlambat ini emang akal-akalannya juga agar bisa menemui salah satu panitia berinisial L yang merupakan targetnya dari awal. Dan tepat dengan dugaannya, dia diharuskan menghadap ketua KOMDIS, LUNA.
“Heh, napa lo bisa dateng terlambat?” Ucap Luna dan ternyata bukan orang yang dicarinya.
“Gue bangun kesiangan, terus apa urusan Lo?” Jawab Arnan sedikit songong.
“Heh, jangan songong! Jaga cara bicara Lo, lo tau lo ini lagi berhadapan dengan siapa?”
“Ups, gue lupa! Gue lagi bicara sama Ketua KOMDIS yang berperan antagonis dalam acara ini. Gue lupa shooting udah dimulai dan harusnya gue berperan jadi orang yang teraniaya ya?” Arnan sedikit bercanda walaupun dalam perkataannya ada sebuah tentangan akan acara ospek ini.
“Siapa Nama Lo?” ucap Luna penasaran dengan juniornya yang penentang ini
“Arnandi.”
“Okey kalo gitu.” Luna menulis sebuah kalimat pada dua buah kartu kuning. “Sini Lo mendekat, gue mau pasangin 2 kartu kuning di pakaianmu. Yang pertama karna lo dateng terlambat. Yang kedua karna lo ga merapikan rambut lo.”
“Kalo dateng terlambat gue terima, itu kesalahan gue. Tapi kalo rambut, ini stayle gue donk, kita semua disini anak seni jadi bebas buat ekspresikan diri donk.” Ucap Arnan tak terima atas hal yang menurutnya bukan sebuah kesalahan tapi sebuah kebebasan.
“LO INI?” Luna terpancing emosi.
“Udahlah Lun, cepet tempel aja. Sekarang udah waktunya kumpul dilapangan.” Ucap Opik yang serdari tadi berada dibelakang Luna dan menahan tawa melihat tinggkah Arnan yang menentang Luna.
“Ya sudah sekarang Lo masuk barisan sana!” titah Luna pada Arnan. Arnan pergi dengan dinginnya. “Heh, Berlaku yang SOPAN!” ucap Luna menghentikan langkah Arnan sejenak. Namun beranjak kembali masuk barisan.
“Engga usah manja! Baris yang rapi woooy!”ucap Ilmar salah satu dari dua  Komdis Laki-laki.
“Zam, kalo ada komdis yang berkerudung namanya Lintang kasih tau gue ya.” Bisik Arnan pada Nizam yang berada dibelakangnya,
“Disini bukan tempatnya manja-manjaan… Yang masih nete sama nyokap, yang masih disuapin, yang masih suka digendong, Yang masih ngempeng, ngacuuuung!!!”ucap seorang cewe yang sepertinya berada dibelakang.
“Yang jantungnya suka lupa detak, lebih baik minggir… gue engga mau ada yang tiba-tiba pingsan disini, ribet n’ nyusahin banget,  tau ga lo…” Ucap seorang cowo terasa begitu sangar.
“Kalian dah gede, bukan anak kecil lagi. Kalian ini calon-calon penerus bangsa  bukan anak-anak manja lagi, bersikap dewasa jangan tergantung n’ nyusahin bokap nyokap kalian, Jangan besikap seperti Bayi kalian, ini-itu disiapin nyokap, enggak malu kalian sama umur kalian?Paham kalian?” ucap Luna lagi yang suaranya terasa menakutkan, tapi tak ada sautan dari Peserta Ospek. “PAHAM KALIAN?” Ucap Luna lebih keras dari sebelumnya.
“Paham kak….”dijawab serempak, namun pelan mungkin hanya anak-anak cewe saja yang menjawab.
“Mana suaranya? Jawab dengan Lantang donk!” Ucap Ilmar.
“Paham Ka...” suara serempak terdengar keras.
 Nizam, menendang kaki Arnan. “Nan, cewe yang lo cari ada dibelakang gue.”
Entah secara spontan atau berniat cari masalah, Arnan langsung unjuk jari.
“Napa lo angkat tangan lo?” ucap senior yang ada dibelakang Arnan
Arnan menoleh ke belakang, sambil berkata “Kan gue..” namun terhenti karna terkejut. Arnan langsung mencubit paha Nizam dan berkata dengan pelan, “Bukan cewe ini yang gue cari.”
“Lo bilang...” ucap Nizam terhenti.
“Heh, ini bukan waktunya buat ngobrol. Lo belom jawab pertanyaan gue.” Ucap komdis itu yang bernama Lintang dan bukan gadis yang dicari Arnan.
“Gue bener-bener masuk ke lubang buaya sekarang. Tapi nanggung, gue trusin za.”
Kemudian seseorang berlari ke arah lapang tepat di depan MABA. “Cewe itu yang gue cari! Akhirnya ketemmu juga!”
“Gue masih disuapin! Kan kata lo tadi yang masih disuapin harus ngacung. Dan sekarang gue ngaku.” jawab Arnan tenang.
Semua MABA tertawa termasuk sebagian senior yang ada didepan pun tertawa.
“Heh, lo jangan cari perhatian ya n jangan main-main sama komdis.  Beneran lo masih disuapin?”
“Yaps, kadang. Kadang gue disuapin sama cewe gue.”
Iringan tawa kambali merebak, dan Lintang kesal dengan permainan Arnan.
“Lo ikut gue kedepan!” suruh senior itu yang sebenarnya memiliki suara cempreng. Saat didepan cewe itu berkata lagi dengan sentak yang lebih, “Sekarang lo lari keliling lapangan ini!”
“Buat apa? Apa karna gue salah masih disuapi pacar gue, och lo cemburu ya?” ucap Arnan dengan wajah sedikit cengengesan.
“Karna lo,, e karna.. eee..” ucap Lintang terbata sambil mencari alasan agar bisa menghukum Arnan. “Lihat pakaian yang lo pakai, ini ga layaknya calon mahasiswa, harusnya lo daftar di UNPRI Universitas Preman Indonesia.” Banyak anak yang menahan tawa termasuk senior juga. “Rambut lo juga, liat anak cowo lainnya, dipotong rapi sedangkan ini dibiarkan jabrig tak karuan seperti ini.”
“Kan ini stayle gue, gue Cuma berpakaian yg buat gue comfert n gue Cuma coba jadi diri sendiri. Dan gue gak mo dipotong  pelontos seperti itu, lagian gue masuk Jurusan SENI yang bebas berekspresi bukan untuk jadi ABRI.” Ucap Arnan tenang.
Lintang semakin panas, sepanas cuaca siang ini. “Lo, ini malah ngelawan ya! Cepat lari, ini perintah!” ucap Lintang lagi ddengan sedikit mendorong tubuh Arnan.
“Lagi-lagi anak ini cari masalah, tadi pagi cari ribut sama gue tapi ga separah ini!” bisik Luna pada sahabatnya yaitu cewe yang dicari Arnan. Cewe itu hanya tersenyum.
Brugg, brukk.. suara seseorang terjatuh yang terdengar hampir tiga kali. Ternyata banyak MABA cewe yang jatuh pingsan. Arnan langsung berlari dan menolong salah seorang cewe yang pingsan yang memiliki jarak terdekat dengannya bersamaan dengan gadis yang ia carinyapun melakukan hal yang sama. Dan mereka mengarah pada korban pingsan yang sama.
“Cepat, tolong yang lain! UKS disebelah mana??” ucap Arnan sedikit geram karena para senior kurang sigap menghadapi kejadian ini.
“Hey, cepet kalian  bopong 2 orang lainnya.” Ucap cewe yang Arnan cari dan kini tepat dihadapannya. “Sekarang, kamu ikuti aku ya!” ucap cewe itu lembut.
saat di UKS, “Hey, ini minum!” ucap senior yang dicari Arnan sembari menyodorkan sebuah botol minum.
“Och, thanks.. gue haus banget ni. Lagian kebangetan ini, tempat uks ko ada dilantei 3.” ucap Arnan kemudian meneguk air putih dalam botol yang disodorkan gadis cantik yang dicari Arnan selama ini.
“Och ya. Berhenti cari gara-gara. Kalo mo slamat!”nesehatnya.
“Wes,, Kejam banget kata-katanya!” ucap Arnan sembil tertawa geli. “Aku Cuma ikut permainan yang kalian buat, supaya lebih seru.” Lanjut Arnan tersenyum. “Aku Arnan. Kakak?” Arnan memperkenalkan diri dan menanyakan nama gadis yang dicarinya.
“Namaku?” ucap gadis itu heran, tak menyangka bahwa ada yang tak memperhatikan keberadaannya padahal gadis itu merupakan Seksi acara yang sering terlihat setiap pembawaan acara ospek. “Cari tau sendiri ya. Beri kejutan di hari terakhir.” Ucap cewe itu main rahasia-rahasiaan dan sambil menutup name tag yang menggantung dilehernya,  hingga membuat Arnan semakin tertantang. “Ayo, kembali ke aula!” ajak gadis itu bangun dari duduk.
“Ogah, aku mau istirahat dulu.” Ucap Arnan mengangkat tangan mencoba merelekskan diri. “Eh, kakak mo kemana?” Tanya Arnan yang buat gadis itu menoleh padanya. “Kakak mo ke aula?” dijawab dengan anggukan oleh cewe itu.  “Okey, kalo gitu bareng aja Kak!” ucap Arnan langsung berdiri.
Mereka jalan bersama menuju aula, dengan seketika mereka terlihat begitu akrab. Dan sering kali bersenda gurau.
“Nanti malem, aku sendiri yang akan langsung menginvestigasi ke kosan kamu. Dan saat aku datang rambutmu harus udah rapi ya. Kalo ga, aku sendiri yang potong rambut kamu. Oh ya, aku mohon jangan cari gara-gara lagi, pertama ospek kamu sudah cari gara-gara apalagi hari ini parah banget. Kamu Cuma tinggal Ikuti aja aturan mainnya kok.” Ucap gadis itu manis, dan sepertinya enggan melihat Arnan membuat ulah lagi.

Sabtu, 25 Februari 2012

Keluarga Dipemerantauan

Di pemerantauan ini,,
Di saat ku jauh dari sanak keluarga..

kau hadir,, hadir sebagai keluarga..
Hadir menawarkan sebuah tali yang berbeda,,
dari semua orang yg baru aku kenal..

walaupun terasa secara langsung kurang lebih hanya setahun..
namun kau slalu terasa berarti seumur hidupku..

Thank's sahabat sekaligus kakakku..
Sungguh berarti kehidupanku karnamu..
sungguh kejadian setahun silam yang kan slalu ku kenang..

Trimakasih tlah mengajarkanku banyak hal..
Hingga membawa warna lain dalam kehidupanku

17 Desember 2011