Kamis, 04 September 2014

Money problem (Masalah Uang)

Masalah uang ada bermacam2..
Dimulai dari dompet kosong, korupsi bahkan paling parah bisa jadi dituduh mengambil hak orang lain karena terlalu percaya orang atau terlalu bodoh..

Masalah uang memanglah paling sensitif. Mengapa bisa begitu sensitif? Karena dengan uang bisa membuat kita dijauhi orang saking pelit ato kere. Bisa juga didekati orang pribahasa kata orang sunda "digembrong laleur" karena ada maunya atau terlalu royal.

Nah, kalian  masuk ke golongan mana?

Masalah uang bukan hanya sensitif untuk individual saja tapi lebih sensitif lagi bila menyangkut suatu kelompok.

Masalah uang individu, sebenarnya itu derita lo sendiri.
Kalau kita hanya bengong kerjaannya jangan harap deh uang jatuh dari langit. Yaps, kerja keras. Itu masalah individu.
Bila ada pertanyaan, saya sudah kerja keras tapi akhir bulan tetap harus cash bon..
Nah disitulah kita perlu memenej uang dengan baik. Mangatur semuanya dengan baik. Kita harus mengutamakan kebutuhan dibandingkan keinginan semata.. bukan cuman sehari dua hari. Tapi memenej uang untuk kebutuhan satu bulan, setahun bahkan untuk jangka panjang kehidupan kita kelak. Intinya kita harus bisa memberi prioritas akan kebutuhan kita. Buatlah skema prioritas dalam hidup anda. Baik dalam seminggu, sebulan, setahun dan 10 tahun.
Bagi individu yang masih sekolah, sebenarnya kalian tak perlu repot memikirkan uang, tapi tak semua seberunung itu. Kalian bisa belajar bisnis kecil2an.. misalnya berdagang dengan target jual teman sekelas bahkan satu sekolah.
Eits tapi jangan dagang yg haram ya, dan jangan sampai mengganggu waktu belajar kalian. Fokus utama ttap blajar.

Masalah individu dan kelompok.
Yaps, keunan ini mungkin dalam suatu oraganisasi. Seorang bendahara, tidak bisa membuktikan bahwa dirinya tak mengambil uang tersebut dan telah menyerahkannya pada si B. Namun si B tak mengaku telah menerimanya. Sehingga si A (bendahara) dituduh secara halus talah menggelapkab uang. Kesalahan si A dia tidak memiliki bukti telah memberikan uang. Si A terlalu percaya ke si B. Atau mungkin si A tak enak hati menagih kwitansinya. Si B yg tak mengakui tak bisa disalahkan begitu saja, si B lebih memiliki alibi karena tak barang bukti mengarah padanya. Si B mungkin saja lupa atau kurang jelas tentang uang tersebut.
Kasian kan nasib si A padahal dia tak sedikitpun mengambil hak orang lain..
Dari masalah itu si a bisa di pecat atau dapat sanksi sosial. Atas ketiadaan bukti padanya.
Dari kasus itu kita bisa ambil kesimpulan, sejujur-jujurnya kita sebaik-baiknya kita dan sepercaya-percayanya kita ke orang lain kalau masalah uang kita harua bertindak hati-hati. Dan tidak ceroboh. Sehingga kita tak mungkin berada di posisi a. Dan untuk si b mungiin kalian benar-benar lupa..

Masalah Uang antar kelompok..
Masalah ini seperti para koruptor. Suatu kelompok yang terlibat untuk membodohi kelompok tinggkat rendah.
Ini adalah suatu tindakan yang dilakukan lebih dari satu orang yang merugikan harkat orang banyak..
Orang-orang yang lupa akan kewajibannya.
Tapi sekarang udah tim pemberantas korupsi yang bisa memberi pelajaran kepada para pemakan hak orang lain. Mereka dengan mudah memakan hak orang lain, yang harusnya konkrit menjadi; sebuah pusat gedung olahraga, biaya import daging. Okey korupsi ini merugikan rakyat dan juga negara.
Mereka saja berani memakan uang seperti itu, apalagi uang dalam gaji mereka. Mereka pasti lupa dalam setiap tetes hasil keringat mereka ada hak yang harus wajib dipenuhi untuk fakir miskin.

Dari masalah -masalah itu kita bisa mengambil pelajaran. Kita harus berhati-hati dengan uang. Uang sangat sensitif bukan karena uang memiliki perasaan, tapi karena orang-orang yang diberi amanah untuk memegangnya. Kita harus bisa hidup dengan skala prioritas kebutuhan. Maka bila kita menaati skala itu kita akan dijauhi dari sifat boros. Nah sifat boros itu pada akhirnya bisa jadi menantang kita untuk berbuat nekad. Memakan hak orang lain dalam keringat kerja kita. Bahkan bisa menjadi penyakit parah..
Tapi beda halnya dengan kasus difitnah kita harus berhati-hati dan teliti. Jangan bertindak ceroboh. Kadang orang itu kalau lebih diam tapi kalau kurang jojorowokan. Itulah manusia. Kita harus tetap hati-hati karena mereka itu manusia. Dan kita harus tetap menjaga hati dengan nafsu dunia karena kita juga manusia.

Uang selalu dipermasalahkan diduniawi hanya karna nafsu. Mati kita takkan membawa uang. Padahal amal sedekah, zakat harta, zakat fitrah, zakat mal. Yang nantinya akan ditimbang dialam akhirat kelak.

Kalau kita sadar didalam keringat kita ada hak untuk orang lain. Kita akan sadar untuk hal besar lainnya. Mulailah kesadaran dari hal kecil.
Skala prioritas untuk duniawi dan akhirat kelak.