Senin, 21 Desember 2015

Contoh Kasus Bipolar Disorder

Mengenai gejala dan segala hal tentang bipolar disorder telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya.. sekarang saya akan memberikan contoh kasus. Entahlah, kasus ini dapat dikategorikan bipolar ataupun tidak. Namun yang pasti cerita ini mengenai seseorang yang memiliki gejala mendekatinya.

Saya akan menceritakan kisah seseorang yang memiliki gangguan mood dan sering kali mengalami mood swings yg ekstrim. Saya kurang tahu dan kurang paham apa orang ini termasuk meniliki gangguan bipolar. Namun dia telah menjalani tes bipolar secara online dan menunjukan hasil bahwa dia mengalami gejala bipolar disorder. Bahkan dia mencoba beberapa kali tes hingga mengalami kenaikan skor setiap harinya.

Kenpa dia tak memeriksakan diri ke psikiater? Entahlah. Namun dia termasuk orang yang sangat introvert bahkan terkadang menjaga jarak dengan sekelilingnya. Bagaimana saya mendapatkan izin darinya. Entahlah saya cukup tak mengerti. Mungkin saja keadaan moodnya yang sedang baik atau mungkin sangat buruk. Sungguh sulit membedakannya karena wajahnya memang datar tanpa ekspresi.

Apa sich yang membuatnya bersikap seperti itu?
Banyak faktor yang mempengaruhi terutama faktor lingkungan. Lingkungan keluarga maupun lingkungan lainnya.

Lingkungan keluarga; lingkungan keluarganya terbilang baik. Keadaan masa kecilnya. Sikap gaya dari kecil terlihat seperti anak lelaki dengan rambut cepak dan pakaian ala anak laki.
Hidup mandiri sedari kecil, tak pernah tergantung orang lain. Termasuk masalah uang jajan. Dia berjualan unuk mendapatkan uang tambahan.
Keluarganya tak pernah bersikap kasar atau keras hanya sekali dua kali itupun jika dia melakukan kesalahan fatal.
Walaupun diantara adik dan kakaknya dia sedikit tumbuh dengan didikan berbeda. Tumbuh dengan kemandirian sejak di taman kanak-kanak. Dididik sedikit lebih keras walaupun terkdang diabiarkan menuntun dirinya sendiri. Namun dipenuhi aturan.
Namun dia tumbuh menjadi sosok yang sedikit keras dan kasar. Dan yang pasti sedikit pembangkang, atau tak menyukai aturan. Walaupun tak menyukai aturan dia memiliki sisi penurut saat sekolah menengah dia ingin mengikuti ekskul Boxer. Namun orang tuanya melarang dia mengikuti perintah orang tuanya karena dia sendiri sadar saat sekolah dasar mengikuti silat sering kali jurusnya digunakan di luar kontrolnya, terutama saat marah..

Masalah muncul di lingkungan lain; seperti sekolah.
Yaps masalah memang muncul saat itu.  Saat masa menengah, dia kehilangan kepercayaan pada orang lain. Bagaimana mungkin teman nya sendiri mengkhianatinya. Membuatnya pun tak percaya denga  dirinya sendiri. Hingga dia menjadi sangat introvert pada orang lain bahkan dirinya sendiri. Ketika ditanya apa masalahnya, dia hanya menjawab santai entahlah. Yang jelas amarah, dendam dan sgala kebencian berkumpul saat itu jga. Katanya kalau saja dia diberikan keberanian dia ingin membunuh semua temannya.
Entahlah masalah apa saya kurang jelas yang jelas ketika itulah emosinya muncul, walaupun diakuinya itu bukan hal pertama dialaminya.
Perpindahan emosinya dari amarah dan depresi yang sangat signigikan. Dia bisa terlihat sedih namun sedetik kemudian amarahnya tiba-tiba memuncak. Saat seperti ini dalam keadaan emosi tinggi, dia bisa melakuai orang lain, merusak barang sekitarnya. Bahkan lebih parah lagi mencelakai diri sendiri seperti membenturkan kepala ke tembok bahkan melukai tangannya dengan benda tajam. Ya dia melakukan semua itu. Emosinya memang tak stabil dari dia masih sekolah dasar, dia bahkan pernah dengan sengaja melukai jarinya dengan kaca karena amarahnya. Ketika sekolah menenyah dia mengukir namanya di telapak tangannya dengan cutter.

Bahkan beberapa kali dia terlibat masalah dengan atau perkelahian dengan lawan jenisnya. Dia tak merasa gentar jika merasa benar bahkan beberapa kali sempat memukul orang yang membuatnya naik pitam.

Tapi setelah semua perkelahian usai dia akan merasakan sedih bahkan depresi merasa semua yang dilakukannya bukanlah dirinya.

Saat dia merasakan mania atau dalam keadaan semangat tinggi dia akan melakukan segala sesuatu dengan penuh semangat dan melakukan hal di batas wajar tanpa berpikir apa yang dilakukannya. Yang penting dia merasakan bahagia tinggi tanpa mementingkan keselamatan dirinya sendiri.
Keputusan yang diambilnyapun relatif beresiko tinggi. Dan tanpa pemikiran panjang.
Dalam keadaan sangat gembira dia merasa tak membutuhkan tidur. Bahkan dia memang sering kali tak tidur dalam beberapa hari karena merasa terlalu bersemangat terutama dalam bekerja. Itu memang terjadi secara real. Pekerjaannya yang dari pagi hingga sore ditambah lagi pekerjaan freelancenya yang dikerjakannya setiap malam hari.

Namun dalam keadaan depresi dia tetap merasakan hal yang sama. Dia tak memiliki waktu tidur cukup. Pikirannya seakan terasa terbebani. Serasa seribu ton masalah dunia terasa dia lah yang memikulnya. Sering kali dia pun tak mengerti hal apa yang membuatnya sangat tertekan atau membuat dirinya dalam keadaan sangat tertekan. Dan hal ini akan memakan waktu berhari-hari.  bahkan lebih dari sebulan.

Sifat lainnya adalah tingkat nekadnya dan sikap pemaksanya. Dia bisa melakukan apapun dan demi apupun apalagi untuk orang yang bearti dalam hidupnya. Dua sikap itu akan menjadi satu jika berada dalam mania anehnya atau terlalu menyanyangi seseorang tak peduli gandernya. Yang pastinya ada orang yang membuatnya hipermania. Merasa senang telah melakukan sesuatu, contohnya dia akan rela hujan2an untuk membelikan makan malam untuk kakak tinggkat yang sangat dihormatinya. Walaupun harus hujan2nan tapi dia merasakan kebahagian luar biasa. Bahkan dia sempat mengunjungi sahabatnya untuk sekedar tau keadaan sahabatnya padahal jaraknya cukup jauh dan dia harus kembali ke kampung halamnnya yang membuatnya harus memutar arah kembali. Bahkan kala itu mudik hanya sekedar untuk memberikan jaket pada adiknya yang akan berangkat study tour. Gila kan. Setlah itu balik lagi ke pemerantauannya..

Kebiasaannya terbilang aneh.. dia slalu mencoba mnjauh dari org2 yg mengenalnya secara baik.. anehkan. Dari jaman smp hingga masuk perkuliahan  sllu tak ingin bertemu atau bareng dengan org yang dikenalnya msa sekolah padahal bukankah jika ada yg kenal itu mempermudahnya bersosialisasi. Tapi mungkin karena ada rasa takut akan masa lalu. Akibat trauma masa sekolah menengah.

Tepat di wisudanya di perkuliahan, semua akan tertawa dan tersenyum lebar karena bahagia. Tapi apa yang terjadi dengannya? Disaat orang lain  tertawa dia dibuat menangis pada hari itu. Sedikit pertengkaran terjadi antara dia dengan orang tuanya juga kata-kata manis dari sahabat dekatnya. Ya begitulah kadang orang tuanya memang menegurnya tanpa melihat situasi dan keadaan sekitar. Bahkan karena alasan sepele. Air mata timbul di hari semua orang tersenyum. Makanya dia tak pernah memasang poto profil ketika wisuda.

Dan satu hari setelah wisuda masalah lain muncul. Dia banyak dituntut olehborang tuanya dan bahkan msalah dengan sahabat sendiri hanya karena lelaki. Semua hanya salah paham namun sahabatnya sulit mengerti dan membuatnya nyaris memukul sahabatnya sendiri. Namun diurungkannya hingga memutuskan membenturkan tonjokannya pada tembok bahkan hingga beberapa tulang tangannya bergeser. Rasa sakit itu bahkan tak terasa entah tak dirasanya. Satu minggu mulai terasa sakit membuatnya tak bisa berjabat tanagn. Namun sakit itu dipendamnya atau coba dilupakannya hingga setahun. Setelah satu tahun baru menyadari ada tulang yg bergeser dan kini tulung itu tak kembali normal bahkan terlihat seperti ada patahan bila diraba .

Kejadian itu membuatnya kembali menjadi sosok dingin, cuek, dan tak peduli dengan sekelilingnya. Ya kejadian itu membuatnya tak percaya menaruh kepercayaan. berubah menjadi sosok yg kaku. Bahkan saat bertemu kawan lama pun mereka mengungkit perubahan drastis itu. Bagaimana tidak, perubahan terlalu besar dia menjadi sosok sangat introvert. Sangat tak membuka diri termasuk sekedar menjalin hubungan sosial di lingkungan kerjanya. Hingga 14bulan waktu mengubahnya. Dia mencoba bersosialisasi dengan sekitar. Okey semua baik-baik saja emosinya stabil. Ya dia menghindar dari banyak orang karena emosinya. Dia tak ingin memecah emosinya. Bersikap dingin karena tak ingin menjadi sosok lemah. Ya dia memang tangguh saat itu. Terutama saat dia mengubah kehidupan sosialnya dia harus tahu bahwa dia akan mengenal bermanfaat atau memanfaatkan atau mungkin dimanfaatkan.

Bulan oktober. Dia bertekad berubah. Berubah secara jalan pikirannya. Berubah dalam emosinya. Mengingat emosinya sudah cukup terkendali dengan baik. Hanya handphone yang sempat jadi korban amukannya itupun hanya satu kali di akhir agustus kemarin. Kenapa dia ingin berubah? Ada sesuatu yang ingin dikejarnya. Termasuk pola pikir dan pandangan perasaannya. Tapi saat ingin berubah dan smua hampir stabil. Pertengahan bulan desember kemarin 2015.. dia mengalami depresi tingkat atas. Perubahannya terlalu total. Ya dia menekan otaknya untuk mengingat kejadian lampau yang membuatnya semakin depresi dan menimbulkan rasa cemas. Bagaimana bisa terjadi? Di bulan november dia kembali mengalami episode manic. Dia menjadi terlalu bersemangat bahkan berpikir tak membutuhkan istirahat.
Dia menyadari perubahan sikap berlebihan itu tanda tak baik dalam hidupnya. Rasanya ada yang mengaktifkan kembali dirinya yang lain. Makanya dia mencoba menghindar dari pemicunya. Namu  nyatanya dia malah semakin mendekatkan diri pada pemicunya.. ushanya untuk berubah gagal hanya satu hal kesalahan yang tak bisa dijaganya atau dia sendiri telah melanggar komitmen yang dibuatnya..

Sampai dia menyadari ada seauatu yang salah dalam dirinya dan emosionalnya. Dia merasa kepribadiannya terganggu. Kata-kata bipolar disorder tak lagi asing ditelinganya. Sampai suatu hari dia iseng mengikuti test online untuk mengukur kejiwaannya. Hasilnya menunjukkan dia mengalami gejala bipolar. Dua hari kemudian dia mencoba menjalin tes kembali hasil tetap sama namun  hasil skor berubah memburuk. Skornya nyaris mendekati penderita biporal hanya kurang satu point. Karena tak tanggung-tanggung kenaikannnya langsung 10 point menjadi 49 point.
Dalam keadaan seperti ini dia sangat membutuhkan teman bicara, tapi sangat percuma berbicara dengannya. Kita hanya akan mendapatkan sikap dinginnya bahkan sekdar untuk memandangpun terlalu malas. Lagi pula di memang tak terlalu suka berbicara dengan bertatapan langsung. Sekalipun kita berbicara padanya dia hanya akan menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan memberikan jawaban singkatnya. Sekalipun ditanya dia kenapa. Dia pun hanya berkata ga ada apa2 atau semua baik2 saja. Karena sepertinya dia memang tak mengerti dengan penyebabnya mood swingnya. Saya hanya bisa menyimpulkan masa lalunya sangat membuatnya tertekan. Walaupun saya tak mengetahui apa yang terjadi di masa lalunya. Bahkan dia seperti menutupi masa lalunya, dia berkata 'mereka yang membuat saya seperti ini' entahlah mereka siapa. Saya melihatnya dia terlalu introvert untuk dirinya sendiri dan itulah yang membuatnya sulit keluar dalam keadaan ini..

Pola pikirnya yang imajinatif karena memang dia penyuka cerita fiksi fantasi dan memang menulis adalah kegiatan wajibnya yang tak boleh ditinggalkannya. Yang membuatnya menguras separuh waktu tidurnya. Jika orang membutuhkan waktu 8 jam untuk tidur malam namun dia hanya membutuhkan waktu 5 jam. Tiga jam sisanya digunakan untuk menulis. Imajinasinya membuatnya merasakan seperti ada suara2 pembangkit atau penggerak jemarinya untuk menulis. Sering kali menggunakan teman sebagai karakter imajinernya namun  anehnya membuat sebagian kejadian menjadi nyata. Kebiasaan menulisnya membuatnya dapat menerka karakter orang. Terutama saat melihat mata dan senyuman di sebuah foto. Okey bukankah hal itu bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sosialnya? Karena dia telah mengetahui banyak tanpa orang bercerita, bukankah itu akan lebih mempermudah dalam tindakannya. Nyatanya itu tak semudah membalikan telapak tangan, selalu perasaan KEPO  (Knowing Everything Praticular Obyek) ada dalam dirinya. Keinginan orang itu bercerita langsung dibanding dia menerka di balim senyuman orang sekelilingnya. Tapi seharusnya dia sadar. Tak semua cerita harus diceritakan. Bukankah dia juga seperti itu? Tapi kenapa dia selalu menuntut org bercerita padanya?

Okey sekarang kita lihat sifatnya yang sangat bertolak belakang saat dia dalam keadaan normal, manic dan depresi.
Menurut pengakuannya, dia jarang mengalami episode depresi dibandingkan  dengan manic. Hanya saat tersadar dari manicnya dia akan merasakan depresi namun hanya dalam waktu singkat paling 20 menit hanya sekedar untuk merenungi bahwa dia benar2 tak berhasil mengontrol perasaan antusias dan semangatnya yang terlalu berlebih.. tapi lain ualnya saat dia kehilangan seseorang yang disayanginya baik sahabat maupun apapun iti dia akan merasakan depresi luar biasa hingga menahun waLaupun dia bersikap seolah tak terjadi apapun.
Untuk kehidupan normal dan depresinya sangat tak jauh berbeda. Karena sikapnya memang dingin jadi bila ada orang yang telah mengenalnya akan merasa biasa saja saat dia berbubah dingin dan tak bnyak bicara.

Inilah perbandingan sifatnya yang bertolak belakang.

Dingin anti sosial x sangat friendly senang bergaul
Bicara seperlunya x bisa dibilang sangat suka bicara
Tidak suka keramaian x suka keramaian
Serius x lebih nyantai
Penurut x ga suka diatur
Phobia air x senang hujan-hujanan
Masa bodo dengan sekeliling x sangat perhatian walaupun hanya hal kecil
Bicara sopan x bicara blak2an saenakna samau na..
Sabar (camn bisa mendem amarah) x tempramental (kalau marah pasti to the point bisa sedikit kasar ato maen tangan)
Paling ga suka dimanfaatin x paling ga nyadar kalau lagi di manfaatin org)
Anti hal2 nekad x nekad tingkat tinggi
Lebih calm x selengean
Gampang gugupan karena g suka sosialosasi x selalu menanggapi santai

Dan Masih banyak lagi hal yang perbedaan signifikan, namun  saat depresi dia cenderung lebih menutup diri bahkan untuk orang yang dikenalnya. Dan kenekadannya dua kali lebih tinggi. Bahkan dia  mengatakan pernah berpikir untuk mer*k*k. Bersikap seolah dirinya orang lain. Emosinya menjadi lebih tidak stabil marah dan tangis menjadi satu.

Begitulah kisah teman saya. Saya tak tahu apa dia benar-benar mengalami gangguan  bipolar atau tidak.  Tapi yang pasti saya berharap dia keluar dari zona yang membahayakan daya pikirnya. Mungkin dia membutuhkan seseorang untuk membicarakan semua kehidupannya. Psikiater may be? Atau seseorang yang bisa menasihatinya hingga keluar dari zona ini.
Saya berharap dan menginginkan kenyamanan hati dan pikirannya..

Minggu, 20 Desember 2015

Bipolar disorder

bipolar disorder adalah gangguan kepribadian atau mental yang menyerang kondisi psikis seseorang  ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi. Bipolar merupakan salah satu jenis gangguan mood. Seseorang penderita mengalami mood swing dalam waktu singkat dan perubahan mood yang ekstrim. Mereka bisa terlihat bersemangat dalam satu waktu dan beberapa detik kemudia akan bersikap murung terlihat depresi hanya dalam waktu yang tak berselang lama. Bahkan mereka tanpa segan mencelakai diri mereka sendiri saar mereka berada dalam episode depresi.

Gejalanya saat mengalami mania;

-  Gembira berlebihan.
-  Mudah tersinggung sehingga mudah marah.
-   Merasa dirinya sangat penting.
- Penuh ide dan semangat baru.
-  Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.
- Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya.
- Menyusun rencana yang tidak masuk akal.
-  Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
-  Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan.
-  Menghambur-hamburkan uang.
- Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan.
- Merasa sangat mengenalan orang lain
-  Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.
- Sulit tidur.
- Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam.

Gejala bipolar dengan hipomania ;
Hipomania adalah lebih rendah dari mania. Orang-orang dalam keadaan hipomanik merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan sehari-hari dan tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Dan tampak seolah-olah orang dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik. Namun, hipomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, dapat meningkat menjadi mania penuh dan terkadang diikuti oleh episode depresi berat.

Tahapnya hampir mirip dengan mania, perbedaannya penderita merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa bahkan dapat hidup normal, tapi membawa risiko yang sama dengan mania. Mereoa xenderung tak menyadari keaeaan diri mereka sendiri.
Gejala-gejala dari tahap hipomania pada gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

- Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas.
- Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
- Penurunan kebutuhan untuk tidur.

Gejala bipolar pada depresi;
- Suasana hati yang murung dan perasaan sedih berkepanjangan.
- Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
- Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
- Tidak mampu merasakan kegembiraan.
- Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
- Sulit konsentrasi.
- Merasa tak berguna dan putus asa.
- Merasa bersalah dan berdosa.
- Rendah diri dan kurang percaya diri.
- Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
- Berpikir untuk bunuh diri.
- Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.
- Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
- Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.
- Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering, susah buang air besar, dan terkadang diare.
- Menghindari komunikasi dengan orang lain.

Hampir semua penderita gangguan bipolar mempunyai pikiran tentang bunuh diri. dan di antaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.

Gejala bipolar episode campuran.
gangguan bipolar, episode campuran (mixed state) adalah suatu kondisi di saat tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat.
Episode campuran bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita gangguan bipolar. Pada episode ini, penderita memiliki keinginan untuk bunuh diri  yang kuat dan besar  akibat dari kelelahan, putus asa, delusi, dan halusinasi.

Jenis bipolar;

Gangguan Bipolar I: Setidaknya terjadi satu kejadian kegembiraan berlebihan (manik).

Gangguan Bipolar II: Tidak ada kejadian kegembiraan berlebihan, tetapi setidaknya ada satu kejadian Hypomania, dan setidaknya satu kejadian kesedihan berlebihan (major depressive).

Cyclothymia: Seperti halnya gangguan bipolar II, tetapi depresinya tidak dapat dikategorikan sebagai kesedihan berlebihan.

Kenpa sih terjadi gangguan mental tetsebut?
Kenapa bisa?
Bipolar bisa disebabkan faktor genetika, fisiologis atau gangguan cairan kimia di otak seperti serotonin, norepineprin. Faktor lingkungan menjadi pemicu utamanya karena dapat menimbulkan  stress yang tinggi, kurang tidurdan kelelahan. Faktor lingiungan bisa akibat dari masalah dalam lingiungan tersebut seperti putus cinta, masalah pekerjaan juga korban pembullyan.

Para penderita bipolar harus selalu di dampingi dan diberikan dukungan untuk menjaga kestabilan emosionalnya dan kesembuhannya.

Okey untuk posting selanjutnya saya akan memberikan contoh kasus. Kasus gejala bipolar.