Kamis, 25 Januari 2024

Baby Blues itu Nyata!

Baby blues. Bukan hal asing lagi dua kata tersebut. Terutama di kalangan bumil (ibu hamil) atau busui (ibu menyusui). Seperti yang kita ketahui baby blues adalah gangguan suasana hati atau gangguan psikologis yang di alami ibu pasca melahirkan, seperti merasa gundah, sedih, ketakutan dan mungkkn perasaan lainnya yang berlebihan.

Mungkin secara kebanyakan orang atau pakar menafsirkan penyebabnya adalah penurunan hormon progesteron dan estrogenyang menyebabkan perubahan suasana hati, adapaun stres karena kesulitan beradaptasi dengan kondisi baru, dan yang terakhir karena efek kelelahan atau kurang tidur menyebabkan ibu merasa tertekan setiap harinya.

Tapi itu hanya menurut pakar loh..
Tapi sesungguhnya penyebab baby blues terbesar adalah faktor lingkungan keluarga.

Dalam pasca melahirkan, kaluarga terutama keluarga suami akan terlalu fokus pada anggota baru atau sang bayi, terkadang mereka melupakan ada ibu yang telah berjuang melawan sakit dan bahkan masih dalam keadaan sakit perlu dukungan perlu perhatian. Namun kebanyakan para ibu tidak mendapatkan perhatian tersebut. Mereka atau keluarga pihak suami seakan berperan besar sehingga merasa berhak pada sang bayi, tanpa melihat rasa kesakitan yang sang ibu rasakan. 

Itu pun belum usai, tuntutan lain muncul dalam hal menyusui. ASI. Keluarga suami akan menuntut pemberian asi eksklusif, sehingga yg ditanya pada sang ibu hanya asi, bukan bertanya kondisi sang ibu. ASI sendiri sangat berpengaruh pada hormonal. Keluarga kadang lupa tuntutan mereka membuat stress para ibu, bahkan membuat asi semakin seret karena stress yang sang ibu rasakan akibat banyaknya tuntutan. Tidak menyusui bukan berarti tidak menjadi ibu yang seutuhnya bukan?

Dua hal itu lah yang sering di abaikan. Bahkan keluarga sendirilah yang mendorong sang ibu terkena baby blues karena kurangnya perhatian dan banyaknya tekanan yang sang ibu rasakan pasca melahirkan.

Jadi Baby blues itu memang nyata. Yaa nyata. Karena faktor keluarga dan faktor tekanan ASI sangat nyata. Kegembiraan sang ibu akan kehadiran buah hatinya bisa perlahan terkikis karena kurangnya perhatian dan pengertian di dalam keluarga. Karena pada dasarnya selama 40 hari atau masa nifas kondisi ibu pasca melahirkan adalah dalam kondisi sakit. 40 hari untuk memperbaiki struktur organ dalam tubuh yang sangat berubah saat hamil 9 bulan, seperti penyempitan saluran saluran pencernaan.  Jadi pada dasarnya ibu pasca melahirkan perlu perhatian, terlebih lagi adanya perubahan psikis dan psikologisnya.

So, baby blues itu bukan karena si ibu yang tak siap dengan kondisi pasca melahirkan, jelas selama hamil ibu pun sudah mencerna dan menerima semua konsekuensi perubahan selama menjadi ibu, dari mulai kurang tidur dan kurangnya waktu yg dimiliki bahkan untuk dirinya sendiri. tapi baby blues bisa jadi terjadi akibat kurangnya perhatian keluarga dan tekanan yang timbul dari keluarga. Terutama suami..

Jadi para suami berilah dukungan dan perhatian penuh pada istri pasca melahirkan. Bukan sekedar dukungan moril atau kata-kata penyemangat namun juga dengan tindakan. Bukan sekedar fokus pada bayi baru lahir, dengan membicarakan pencapaian yg ingin di capai oleh anak. Istri sangat butuh perhatian para suami loh.