Kamis, 28 Agustus 2014

Saat kehilangan dan menjauhh

Pernahkah kalian merasakan kehilangan seseorang?
Seberapa rela hati kalian melepasnya pergi?
Dan seberapa sabar kalian menanti ketidakpastian?
Pernakah sampai kalian berpikir untuk menjauh?

Mungkin kalian bertanya mengapa saya sering sekali menulis tentang kehingan? Di pos pertama sebuah puisi berjudul jumpa dan pisah.. dipos berikutnya saya secara blak2an menceritakan rasa kehilangan saya hingga saya kehilangan banyak hal.. kemudian saya menulis tentang perpisahan yang diperuntukan untuk yg merasa kehilangan dan menghilangkan diri.

Tiba-tiba saja hari ini tulis tentang kehilangan. Karena perasaan kehilangan itu memang saya rasakan.

Kehilangan mamang sesuatu yang sangat teramat menyakitkan. Akan ada luka dan duka dari rasa kehilangan. Kehilangan membuat kita kosong, dan membuat jalan kita stakk disitu..
Memang benar rasa kehilangan awalnya bermula dari ketidakbiasaan. Kita biasa setiap hari atau di hari khusus yang selalu kita lalui bersamanya. Selain dari itu pemicu kehilangan menjadi lebih dramatisir menjadi keterpurukan saat kita khawatir. Tiap hari hati seakan bertanya kabarnya.. namun tak pernah ada jawabnya.
Sampai akhirnya kita mungkin telah terlambat menyadari kehilangan satu orang membuat kita kehilangan banyak hal. Kehilangan waktu, konsentrasi, bahkan kehilangan org disekeliling kita. Dan saat kita sadar kita sudah benar2 terlambat.
Tapi tak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiku diri.
Sampai akhirnya anda memutuskan untuk menjauh.
Saat kita memutuskan menjauh, bukan berarti kita telah melupakannya.
Saat saya diposisi itu, saya hanya mencoba sedikit tenang, cuek, bahkan memilih diam.
Padahal dian saya bukan berarti tak peduli.. hanya saha untuk membuatnya merasa tak bising.
Tenang saya hanya ingin memanipulasi pikirannya bahwa saya telah terbiasa tanpanya .
Merubah diri menjadi cuek adalah paling sulit hanya saja saya tak pernah ingin mengekangnya dengan kenekadan saya dulu atau pun sekarang.
Tapi kali ini setelah menjauh apa yang terjadi.. kita akan merasa semakin terlupakan. Bahkan mungkin sebuah kabar baik bukan terdengar dari mulutnya.
Bukan berarti kita ingin mengetahui atau ingin menjadi nomer satu. Tapi ingin merasa dihargai. Merasa dianggap ada. Hanya itu.
Kita selalu menomer satukannya. Tapi sayang kita dianggappun tak pernah..

Saat bersamanya, selalu ingin beejalan didepannya.. agar dia tau ada kita dihadapnnya..
Tapi saat merasa kehilangan, selalu berjalan dibelakangnya. Karena kita hanya mampu melihat bayangannya saja. Padahal kita takkan sampai hati menginjak bayangnya. Tapi dia malah berlari membuat kita tertinggal.
Dan saat kita mengerti. Kita takkan pernah berharap didepan atau menjadi orang pertama. Tak berharap dibelakang menjadi orang terakhir. Tetapi akan berusaha berara ditengah tidak untuk pertama tidak pula terakhir. Tapi kita akan senantiasa bera disampingnya. Walaupun sering kali kita terabaikan..

Note: rasa kehilangan bukan hanya kehilangan kekasih, tapi bisa pula sahabat, saudara, keluarga bahkan barang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar